Monday, 14 October 2013

Masyarakat Samin


   Dusun Jepang, salah satu dusun dari 9 dusun di Desa Margomulyo yang berada di kawasan hutan memiliki luas 74,733 hektar. Jarak sekitar 4,5 kilometer dari ibu kota Kecamatan Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan atau kurang lebih dengan jarak tempuh antara 2-2,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari ibu kota Bojonegoro dan 259 kilometer dari ibu kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya).
   Masyarakat Samin yang tinggal di dusun tersebut, adalah figur tokoh atau orang-orang tua yang gigih berjuang menentang Kolonial Belanda dengan gerakan yang dikenal dengan Gerakan Saminisme, yang dipimpin oleh Ki Samin Surosentiko. Dalam Komunitas Samin tidak ada istilah untuk membantu Pemerintah Belanda seperti menolak membayar pajak, tidak mau kerja sama, tidak mau menjual apalagi memberi hasil bumi kepadaPemerintah Belanda. Prinsip dalam memerangi Kolonial Belanda melalui penanaman ajaran Saminisme yang artinya sami-sami amin (bersama-sama) yang dicerminkan dan dilandasi oleh kekuatan, kejujuran, kebersamaan dan kesederhanaan.
   Sikap perjuangann mereka dapat dilihat dari profil orang samin yakni gaya hidup yang tidak bergelimpangan harta, tidak menjadi antek Belanda, bekerja keras, berdoa, berpuasa dan berderma kepada sesama. Ungkapan-ungkapan yang sering diajarkan, antara lain: sikap lahir yang berjalan bersama batin diungkapkan yang berbunyi sabar, nrimo, rilo dan trokal (kerja keras), tidak mau merugikan orang lain diungkapkan dalam sikap sepi ing pamrih rame ing gawe dan selalu hati-hati dalam berbicara diungkapkan ojo waton ngomong, ning ngomong kang maton. Lokasi masyarakat Samin (dusun Jepang) memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi obyek Wisata Minat Khusus atau Wisata Budaya Masyarakat Samin melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin. Untuk rintisan tersebut, kebijakan yang telah dilakukan adalah melalui penataan kampung dan penyediaan fasilitas sosial dasar.

0 comments:

Wayang Tengul



Wayang Thengul adalah kesenian wayang khas ponorogo yang populer juga di bojonegoro. dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi gamelan pelog/slendro seperti halnya reog ponorogo.
Walaupun wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berasalkan dari kata KANORAGAN karena pada ssat itu warok ponorogo menunjukan kekuatab kanoragaanya di sela- sela pentas reog ponorogo dan wayang thengul, daerah ini yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro. Sedangkan jalan cerita dari wayang thengul ini lebih banyak mengambil warok suromenggolo dan sekitarnya.

0 comments:

Ledre Pisang



   Ledre adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti emping gulung) dengan aroma khas pisang raja  yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh.
  Perbedaan ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang susu,dll. tetapi yang khas di daerah bojonegoro atau lebih optimalnya dalam membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja.

0 comments:

Waduk Pacal


   Objek wisata ini terletak di kecamatan Temayang 35 km arah selatan kota Bojonegoro. Waduk Pacal yaitu merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Bojonegoro, wisata ini menyuguhkan lingkungan alam yang sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang sangat indah.


   Waduk ini dibangun tahun 1916 dan selesai tahun 1933 menghabiskan dana 1.4000.000 Poundsterling. Waduk ini di bangun pada masa pemerintahan kolonial belanda dengan luas 3.878 Ha dan kedalaman 25 meter.

   Fungsi awal waduk ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pengairan/ irigasi. Akan tetapi seiring perkembangan jaman, waduk ini di fungsikan pula sebagai objek wisata, dilengkapi dermaga, pesanggrahan (penginapan) perahu dayung , sepeda air, dan arena pancing.
Agenda wisata waduk pacal yang dilaksanakan secara rutin yaitu pada setiap Oktober bersamaan dengan hari jadi Kabupaten Bojonegoro digelar acara ritual Larung Sengkolo dan Jamasan Waranggono Tayub guna penegasan Wisuda Waranggono Tayub.

0 comments:

Meubel Dan Batu Onix


Produk dari Industri Mebel di Sukorejo ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi jaman, baik lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur.
Desa Sukorejo Kecamatan Bojonegoro, yang terletak didalam kota Bojonegoro merupakan sentra industri kerajinan rumah tangga meubel, ukir dan sekaligus sebagai Showroom atau ruang pamer dari kerajinan meubelair dan industri kayu lain yang ada di tiap-tiap kecamatan wilayah Kabupaten Bojonegoro. Pemasaran komoditas ini menjangkau sampai diluar kota Bojonegoro, kota-kota propinsi jawa timur dan kota-kota propinsi lainnya.sejak 10 tahun terakhir di lokasi sentra penghasil mebel di kota ledre itu, selalu digelar pameran “Bojonegoro Wood Fair”, setahun sekali selama sebulan. Objek wisata ini terletak dalam wilayah kota kota Bojonegoro. Lokasinya, di sepanjang jalan Brigjen Sutoyo, sepanjang satu kilometer mulai ujung barat hingga timur.

Objek Wisata ini berada di Kecamatan Gondang, 45 km ke arah timur Kota Bojonegoro. Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga berbagai produk kerajinan onix dapat dihasilkan dengan kualitas sangat memuaskan. Pusat kerajinan batu onix terdapat di Kecamatan Gondang. Penduduk setempat telah mengusahakan sebagai usaha kerajinan dengan produk berupa souvenir, ornamen penghias ruang rumah dan perabot rumah tangga dengan prospek pasar selain pasar lokal juga telah menjangkau pasar di luar Kabupaten Bojonegoro. Bahan baku yang diambil untuk kerajinan ONYK sekitar 4.000 Kg pertahun dan untuk pengembangan kerjainan onyk direkomendasikan pada pengembangan tehnologi dan design produk yang berorientasi kebutuhan pasar, kemasan produk lain serta peningkatan infrastruktur.

0 comments:

Salak Wedi


   Objek Wisata ini berjarak 5 km ke arah timur Kota Bojonegoro. Salak Wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di setiap pekarangan rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan Salak Wedi dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, adalah kandungan air yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih segar. Luas area 23 Ha.
   
Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, yang secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi meliputi juga beberapa desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan Tanjungharjo.

0 comments:

Bendung Gerak Bojonegoro


   Bendungan Gerak berada di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Bendungan yang menghabiskan dana pinjaman senilai Rp 351 miliar dari Japan International Corporation Agency (JICA) itu memiliki multifungsi. Antara lain sebagai pengendali banjir, irigasi, penyedia air baku bagi industri dan rumah tangga juga dicanangkan sebagai salah satu tempat wisata bagi Kabupaten Bojonegoro. Keberadaan Bendungan Gerak ini fungsinya di samping sebagai penyedia air untuk rumah tangga, pertanian, juga sekaligus menjaga dari kerusakan ekosistem sungai Bengawaan Solo supaya tak meluas ketika banjir menerjang dan sebagai bentuk tata kelola air di Jawa Timur. Manfaat lain bendungan adalah ini untuk persediaan air bagi pertanian di saat musim kemarau, untuk kebutuhan industri, seperti jembatan penghubung antara Desa Padang dengan Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu.
   Untuk pertanian, bendungan ini mampu mencukupi kebutuhan pengairan bagi lahan pertanian seluas 6.400-9.000 hektar yang tersebar di delapan kecamatan. Yakni Trucuk, Kalitidu, Purwosari, Malo, Pasangan, Kasiman, Ngraho, dan Margomulyo. Juga pertanian di Blora. Karena bendungan yang memiliki tampungan sepanjang 50 km itu mampu menampung debit air hingga 13 juta kubik dengan debit air 5.850 liter per detik.
   Dengan pembangunan bendungan ini petani yang berada di bantaran sungai Bengawan Solo, khususnya di atas bagian hulu bendungan akan mempu meningkatkan produktivitas pertanian. Sebelumnya petani hanya bisa melakukan tanam dua kali setahun, sekarang diharapkan bertambah menjadi tiga kali tanam dalam setahun.
   Dulu sekitar 21 ribu hektar lahan pertanian padi di Bojonegoro Barat andalkan pertanian tadah hujan. Setelah ada Pompanisasi, wilayah itu tidak mampu melakukan 2 kali panen dalam setahun. Maka sawah beririgasi dengan pompa air menjadi menjadi 6000 ribu hektar. Dengan adanya bendungan gerak ini 11 ribu hektar sawah akan bisa ditanami dua kali setahun. Dan menghasilkan 7 ton rata rata per hektar.
   Pembangunan bendungan ini sudah direncanakan sejak zaman kolonial Belanda. Namun karena pemerintah penjajah waktu itu bangkrut, pembangunan bendungan ini urung dilaksanakan.
   Bendung gerak ini banyak memberikan manfaat bagi masyarakat Bojonegoro. Selain untuk kebutuhan baku irigasi juga bisa dipakai kebutuhan industri air minum dan industri migas. Serta membuka akses wilayah yang selama ini terisolir sebab ada jembatan sepanjang 504 meter, dan lebar sekitar 4 meter. Bendungan ini berdiri di lahan seluas 1.841.752 meter.

0 comments:

Belimbing Ngringinrejo



Objek wisata ini terletak di desa Ngringinrejo sekitar 15 km dari arah barat kota Bojonegoro.Belimbing dengan berat 2 – 3 ons per buah dapat dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Rasanya manis, segar dan harum, sangat tepat untuk hidangan penutup, rujak dan lain-lain. Pengunjung bisa memetik langsung dari pohon. Luas area tempat ini 21 Ha.

0 comments:

Kayangan Api



   Objek wisata ini terletak 21 km arah barat daya kota Bojonegoro. Kayangan Api merupakan sumber api alam yang menyala sepanjang tahun dan terletak pada posisi yang sangat strategis yaitu dikelilingi oleh hutan-hutan yang dilindungi dan bebas dari pencemaran polusi. Menurut Tim geologi Inggris tempat ini merupakan api alam terbesar yang ada di Asia. Dan baru-baru ini telah ditemukan sebuah situs yang ditemukan oleh para ahli Geologi dari Universitas Indonesia yang diperkirakan adalah bangunan sebuah candi.

   Selain sumber api abadi di kahyangan api juga terdapat mata air yang konon dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Anehnya air ini dari jauh berbau busuk tetapi setelah mendekat baunya itu hilang dan dari jauh air ini kelihatang seperti air mendidih tetapi kalau kita sudah mengambilnya maka air tersebut terasa dingin dan sejuk.Pada masa kerajaan Majapahit, sumber api ala mini digunakan sebagai tempat untuk membuat keris (pusaka) oleh seorang Mpu bernama Mpu Kriyo Kusumo.

0 comments:

Batik Jonegoroan



Kali ini kita akan mengenal Batik Jonegoroan. Siapa yang tidak mengenal batik ini? Batik ini sangat populer pada saat ini. Pada setiap motif batik mengandung arti, yaitu potensi-potensi dari Kota Bojonegoro itu sendiri, apa saja sih batiknya? Ini dia.....


1. Gatra Rinonce


motif ini banyak diminati, yang merupakan perpaduan RIG (alat pengambil menyak) dan gas bumi mencitrakan Bojonegoro sebagai daerah Blok cepu dengan cuku cadang minyak yang masih melimpah.





2. Jagung Miji Emas


Untuk harapan kedepan, jagung diharapakan bisa menjadi komuditas unggulan dengan hasil panen yang melimpah. Maka, lahirlah motif batik ini .








3. Mliwis Mukti 



Motif ini adalah motif yang digambarkan sebagai burung belibis jelmaan Prabu Angling Dharma.









4. Parang Dahana Munggal


Motif ini menggambarkan bahwa Bojonegoro memiliki obyek wisata Khayanagn Api sebauh sumber api abadi terbesar di Asia Tenggara. 








5.Parang Lembu Sekar Rinambat



Motif  barisan sapi yang ditambatkan membentuk barisan yang indah dalam motif kain bathik khas Jonegoroan.













6. Pari Sumilak

Motif bathik dengan bentuk tanaman padi yang siap untuk dipanen. Motif ini memiliki makna supaya Bojonegoro diharapkan menjadi lumbung pangan masyarakat.








7. Rancak Tengul


Motif yang bergambar Wayang Thengul sebagai kesenian tradisional di Bojonegoro.















8. Sata Ganda Wangi

Motif ini mengingatkan Bojoengoro sebagai penghasil tembakau terbaik, sebab pada motif ini digambarkan daun tembakau yang tertata rapi.










9. Sekar Jati


Motif akar, pohon dan daun jati, sebuah pemaknaan bahwa Bojonegoro yang pernah jaya dan terkenal dengan kayu jati berkualtas impor sejak jaman penjajahan Belanda.












Selain itu ada juga batik Jonegoroan yang terbaru lho, diantaranya :

 1. Sekar Rosela

Motif ini menggambarkan keindahan dan kegunaan bunga rosella, sebab, selain bunga rosela memang indah, bunga rosela juga memiliki banyak kegunaan.











2. Woh Roning Pisang
 Motif ini menggambarkan bahwa pisang merupakan keunggulan kota Bojonegoro, yaitu pada pisang ledrenya yang sangat terkenal.


















3. Surya Salak Kartika

Motif salak meunjukkan bahwa potensi salak wedi di Bojonegoro sudah sangat dikenal oleh seluruh masyarakat, terutama manis dari salak wedi tersebut.












4. Pelem Pelem Suminar



Motif mangga dalam batik ini menunjukkan bahwa di Bojonegoro juga mengenalkan mangga untuk dijadikan potensi daerah.













5. Belimbing Lining Limo

Motif Belimbing ini menerangkan bahwa Buah Belimbing Ringinrejo yang berbentuk segi lima ini patut untuk menjadi ikon dan potensi dari kota Bojonegoro ini.





0 comments:

Potensi Besar Minyak Bumi Bojonegoro


   Keberadaan minyak Bojonegoro pertama kali ditemukan oleh seorang sarjana bernama Adrian Stoop pada tahun 1893 di Ledok, Desa Wonocolo yang berbatasan dengan Cepu, Jawa Tengah. Pada tahun 1893, Adrian Stoop mendirikan perusahaan migas pertama di Indonesia yang bernama Dortdtsche Petroleum Maatschappij (DPM). Seiring berjalannya waktu, perusahaan tersebut sempat beberapa kali berganti nama dari Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), PTMRI, Permigan, Pusdik Migas, PPTMGB Lemigas, PPT Migas, dan terakhir menjadi Pusat pendidikan dan latihan Minyak Bumi dan Gas (Pusdiklat Migas). Saat ini Pusdilkat Migas telah berubah menjadi satu-satunya lembaga pendidikan tentang minyak di Indonesia, yaitu Akademi Minyak dan Gas (AKAMIGAS).

   Potensi besar minyak bumi di bumi Angling Dharma sudah menjadi bahan perbincangan sejak tahun 2006 silam. Dalam hal ini, mengandung cadangan Migas sebesar 7,7 triliun kaki kubik minyak bumi atau setara 650 juta barel. Inilah yang akhir-akhir ini membuat Bojonegoro menjadi sorotan publik sebagai daerah penghasil minyak yang akan menopang kebutuhan minyak nasional. Bahkan ada yang berpendapat kalau Bojonegoro menjadi sumber minyak bumi se Asia Tenggara. Wow... Hebat....

   Minyak yang dihasilkan, dalam kapasitas puncaknya akan menghasilkan minyak sebanyak yang sekarang dihasilkan propinsi Riau. Pendapatan Bojonegoro dari Minyak, kemungkinan akan bertambah 2 kali APBD, jika prediksi tersebut berhasil direalisasikan.

1 comments:

Mengenal Bojonegoro Dan Sejarahnya

   
   
   Kabupaten Bojonegoro, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora (Jawa Tengah) di barat. Bagian barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari Blok Cepu, salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.

   Secara Geografis, Kabupaten Bojonegoro memiliki luas sejumlah 230.706 Ha, dengan jumlah penduduk sebesar 1.176.386 jiwa merupakan bagian dari wilayah propinsi Jawa Timur dengan jarak ± 110 Km dari ibukota Propinsi Jawa Timur. Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di bagian Selatan merupakan dataran tinggi disepanjang kawasan Gunung Pandan, Kramat dan Gajah.

Lukisan Lambang Daerah
  1. Sebuah bintang bersegi lima
  2. Sebuah tugu kepahlawanan yang berdiri tegak diatas sebuah denah bertingkat lima
  3. Kesatuan gelombang air yang terjadi dari lima arus dengan masing-masing terdiri dari empat riak
  4. Tangkai padi yang memiliki empat puluh lima butir dan tangkai kapas yang memiliki tujuh belas rangkai bunga yang tengah merekah
  5. Sehelai pita pelangi
Susunan Lambang Daerah
  1. Dibagian atas terdapat bintang bersegi lima yang bersinar di atas tugu kepahlawanan yang berdenah lima tingkat
  2. Dibawah tugu kepahlawanan terlukis gelombang air terdiri dari lima arus dengan masing-masing 4 riak
  3. Seluruh lukisan lambang bertatahkan kata-kata hikmah: JER KARTA RAHARJA MAWA KARYA
Bentuk, Warna, Isi dan Arti Lambang Daerah
  1. Bentuk perisai dengan warna dasar Merah dan Putih berbingkai warna hitam pekat, melambangkan kesiap-siagaan, kewaspadaan dan dengan penuh keberanian serta segala kesucian hati, untuk menangkis menanggulangi dan mengatasi segala pengaruh yang datang dari luar, yang dapat merugikan perjuangan bangsa dan negara
  2. Segi 8 dari perisai mengandung makna “bulan delapan” sebagai bulan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
  3. Bintang bersegi 5 dengan warna kuning emas yang bersinar di atas tugu kepahlawanan menggambarkan pancaran keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, telah menjiwai semangat perjuangan yang tak pernah padam dalam mencapai, mempertahankan serta mengisi Kemerdekaan
  4. Denah Tugu Kepahlawanan bertingkat 5 melambangkan tegaknya cita-cita dan semangat Proklamasi Kemerdekaan diatas landasan falsafah hidup Pancasila yang tidak kunjung padam
  5. Gelombang air dengan warna biru kelam diatas hamparan air berwarna biru muda melambangkan sumber potensi alam dan makhluk Tuhan yang tersebar diseluruh penjuru daerah serta tekad dan usaha yang dinamis untuk membebaskan diri dari masalah air
  6. Tangkai padi dengan 45 butir berwarna kuning keemasan, dalam satu ikatan dengan tangkai kapas yang berbunga 17 kuntum yang tengah merekah berwarna putih perak melambangkan ketinggian cita-cita dan besarnya tekad berjuang kearah terciptanya kebutuhan pangan sandang masyarakat dengan berlandaskan jiwa Proklamasi Kemerdekaan mencapai kebahagiaan dan Kesejahteraan rakyat
  7. 45 butir dengan 17 kuntum bunga kapas mengambil makna tahun dan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
  8. Lukisan kata BOJONEGORO dengan warna huruf hitam pekat mengandung makna bahwa Bojonegoro adalah daerah yang gagah perkasa dan teguh hati dalam menghadapi setiap tantangan
  9. Pita pelangi dengan warna coklat kayu yang berlukiskan kata: JER KARYA RAHARJA MAWA KARYA merupakan tema hidup masyarakat adil dan makmur dengan Ridlo Tuhan Yang Maha Esa dengan kekayaan alam yang ada di daerah
  10. JER KARTA RAHARJA MAWA KARYA mengandung makna kiasan bahwa suatu usaha untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat tak pernah kunjung tiba tanpa dibarengi dengan bekerja keras dan bekerja nyata atas dasar pengabdian yang tulus dan ikhlas
  11. Keseluruhannya dirangkum oleh untaian tangkai padi dan bunga kapas bertemu pada kedua pangkal tangkai
   Sejarah Bojonegoro


Masa kehidupan sejarah Indonesia kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan Hindu yang datang dari India sejak abad I yang membedakan warna kehidupan sejarah Indonesia jaman Madya dan jaman Baru. Sedangkan Bojonegoro masih dalam wilayah kekuasaan Majapahit, sampai abad XVI ketika runtuhnya kerajaan Majapahit, kekuasaan pindah ke Demak, Jawa Tengah. Bojonegoro menjadi wilayah kerajaan Demak, sehingga sejarah Bojonegoro kuno yang bercorak Hindu dengan fakta yang berupa penemuan-penemuan banyak benda peninggalan sejarah asal jaman kuno di wilayah hukum Kabupaten Bojonegoro mulai terbentuk. Slogan yang tertanam dalam tradisi masyarakat sejak masa Majapahit “sepi ing pamrih, rame ing gawe” tetap dimiliki sampai sekarang.
Bojonegoro sebagai wilayah kerajaan Demak mempunyai loyalitas tinggi terhadap raja dan kerajaan. Kemudian sehubungan dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam tanpa disertai gejolak. Raden Patah, Senopati Jumbun, Adipati Bintoro, diresmikan sebagai raja I awal abad XVI dan sejak itu Bojonegoro menjadi wilayah kedaulatan Demak. Dalam peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah kerajaan Pajang dengan raja Raden Jaka Tinggkir Adipati Pajang pada tahun 1568.
Pangeran Benawa, putra Sultan Pajang, Adiwijaya merasa tidak mampu untuk melawan Senopati yang telah merebut kekuasaan Pajang 1587. Maka Senopati memboyong semua benda pusaka kraton Pajang ke Mataram, sehingga Bojonegoro kembali bergeser menjadi wilayah kerajaan Mataram. Daerah Mataram yang telah diserahkan Sunan Amangkurat kepada VOC berdasarkan perjanjian, adalah pantai utara Pulau Jawa, sehingga merugikan Mataram.
   Perjanjian tahun 1677 merupakan kekalahan politik berat bagi Mataram terhadap VOC. Oleh karena itu, status kadipaten pun diubah menjadi kabupaten dengan wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Toemapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang pada tanggal 20 Oktober 1677.
   Maka tanggal, bulan dan tahun tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Bojonegoro. Pada tahun 1725 Susuhunan Pakubuwono II naik tahta. Tahun itu juga Susuhunan memerintahkan agar Raden Tumenggung Haria Mentahun I memindahkan pusat pemerintahan kabupaten Jipang dari Padangan ke Desa Rajekwesi. Lokasi Rajekwesi ± 10 Km di selatan kota Bojonegoro. Sebagai kenangan pada keberhasilan leluhur yang meninggalkan nama harum bagi Bojonegoro, tidak mengherankan kalau nama Rajekwesi tetap dikenang di dalam hati rakyat Bojonegoro sampai sekarang.


   

0 comments: